Dimohonkan oleh:
Anisa Rahayu, Arini Hidayah, Ferrara Ferronica, Luthfiatul Fuadah, dan
Sukmawati
Sekali ini
kuucapkan cinta padamu; semogaku. Namun, takut sendirinya menyarang, masihkah
kau selembut dulu? Seperti ketika tatap belum berani mengharap?
Semogaku; di setiap
tatap menyelinap harap yang lama mengendap dan tak pernah sepatahpun terucap. Saat
senyap aku berharap kau ada, berhadap dan mendekap.
Pada senja, kau
terbayang di pelupuk mata. Dalam buai, harapku melabuhkan rindu padamu semogaku
yang senantiasa diaminkan malaikat malam yang bercengkrama.
Kepada semogaku; merasakan
jatuh yang tak sakit pada tatap pertama peraduan mata, sejak itu kau hadir,
membuktikan kuasa Tuhan menghadirkanmu sebagai takdir.
Aku diam didekap
malam, pada rindu yang baru saja tersampaikan sebab kau pulungi celotehku
begitu tenang. Sejurus ada yang diam-diam jatuh. Jatuh cinta.
Kehanyaan padamu
dihaturkan rasa yang begitu agung, sampai pada satu titik, tak lagi kutemukan
belahan dari rasa itu. Tetap padamu, kehanyaan satu.
Sekali ini
kuberanikan menangkap bola mata yang teduh mengusik sukma. Segaris senyum
simpul yang selaras dengan rona wajah sendu. Aku, jatuh cinta.
Teruntuk yang
selalu kusemogakan dalam doa; biarlah kuselalu jadi pengagum rahasia.
30 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar