Postingan Populer

Minggu, 25 Januari 2015

Catatan Seseorang; Lita

Aku seperti wanita paling baik di dunia. Mengapa? Kisahku hanya tentang seberapa rela aku berbagi pria. Masalahnya sama, hanya setiap pria yang bersamaku, pasti memiliki wanita lain yang membayanginya. Mengapa 'setiap pria'? Iya, karena aku belum menemukan alasan yang lebih maskulin ketika mereka memutuskan untuk berpisah denganku. Selalu ada ekor setelah kuselidiki dengan berbagai adegan macam detektif.

Apa pria-pria yang sudah kutemui berperilaku baik? Sangat. Dengan begitu, mereka menutupi bulu kasar mereka untuk mengelabui aku dalam perburuannya. Apa mereka berhasil? Sukses betul rasanya. Mereka sangat berhasil membuatku merintih-rintih perih lantaran luka cakaran yang mereka sayatkan tepat pada tempat bersarangnya perasaan untuk mereka. Tidakkah setiap pria yang pernah kutemui menjanjikan kesetiaan? Uh! Janji ya janji, kenyataan ya kenyataan. Janji tanpa realisasi? Sudah hatam kuseruput habis sampai ampas yang tertinggal dalam cangkir; pahit.

Tidakkah mereka merasa bersalah? Dari yang paling murah mengumbar maaf, sampai yang paling mahal mengucap maaf —alergi mungkin, sudah kuhatamkan teori tanda-tanda mereka akan mengulangi hal yang sama. Mungkin kalau aku ikut ujian, aku sudah mendapat nilai sempurna. Tidakkah sedikit pun mereka menyesal? Tanyakan saja! Rasanya sudah mual memakan kata sesal yang cita rasanya tak pernah pas pada perilaku setelahnya.

Kapan aku berhenti dengan mereka? Aku sudah menghentikan permainanku dengan mereka sejak mereka sampai pada petak 'parkir bebas'. Aku selalu sampai 'start' lebih dulu. Sekali pun dengan gertakanku akan mencari yang baru, mereka belum juga hengkang dari petak itu, malah semakin nyaman betul rasanya melihat mereka di sana. Tidakkah aku mendambakan kesetiaan seperti kesetiaan yang pernah kuperjuangan pada pria-pria yang pernah kutemui? Sangat. Setidaknya saat aku memberikan sikap terbaikku, dia bisa membalas sebaik yang aku berikan.

Apa sekarang aku sedang dekat dengan seseorang? Iya, ada. Benteng yang tebal sudah kubangun. Kalau-kalau dia menghancurkanku lagi, paling tidak aku masih punya tempat berlindung. Apa dia bersih dari wanita yang mengekor? Hahaha, mungkin dia sempat memangkas ekornya sebelum dia menemuiku agar jejaknya tak terbaca. Begitu buruk prasangkaku terhadapnya. Mengapa? Tidak, tidak. Hanya berhipotesis karena terlalu sering aku menemukan spesies sejenisnya. Apa aku mengharapkan semoganya hanya aku? Sebenarnya, itu keinginan terbesarku. Semoga saja.

Masihkah aku mau jadi wanita yang paling baik di dunia? Jika syaratnya dengan berbagi pria, aku takkan pernah bersedia.

Sebenarnya aku siapa? Lita.

Bekasi, 26 Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar