Oleh: Arini Hidayah
"Aku menyukai presipitasi
berwujud cairan,
seperti biasan cahaya yang
datang setelahnya."
Deras. Tubuh melemas.
Tak bisa segera pulang. Dihadang.
Basah. Seluruhnya tanpa celah.
Sendirian berteduh. Rapuh.
Tak bisa segera pulang. Dihadang.
Basah. Seluruhnya tanpa celah.
Sendirian berteduh. Rapuh.
Bedua. Berteduh disisi jendela.
Kaku malu-malu. Tersipu.
Banjir. Tergoda bermain air.
Gelak tawa menggema. Canda.
Kaku malu-malu. Tersipu.
Banjir. Tergoda bermain air.
Gelak tawa menggema. Canda.
Berlalu. Aku masih bersamamu.
Tepat di akhir hari. Menemani.
Pulang. Kau antar aku sampai gerbang.
Tiba meski semua kuyup basah. Rumah.
Tepat di akhir hari. Menemani.
Pulang. Kau antar aku sampai gerbang.
Tiba meski semua kuyup basah. Rumah.
Esok. Tidak lagi berniat belok.
Tertuju satu tujuan. Ke depan.
Bersama. Melangkah menikmati cinta.
Di bawah derasnya bergandengan. Hujan.
Tertuju satu tujuan. Ke depan.
Bersama. Melangkah menikmati cinta.
Di bawah derasnya bergandengan. Hujan.
"Aku membenci presipitasi
berwujud cairan,
seperti terik yang tak pernah
datang bersamanya."
Pisah. Bersama sudah gerah.
Tak mampu lawan rintang. Perang.
Hujan. Sudah tak mampu lagi ungkapkan.
Pasrah pada takdir. Berakhir.
Tak mampu lawan rintang. Perang.
Hujan. Sudah tak mampu lagi ungkapkan.
Pasrah pada takdir. Berakhir.
Kecewa. Kudengar hujan baru temukan
pelanginya.
Sedang hatiku berangsur mengeras. Panas.
Beku. Sedang tatap dan laku jadi kaku.
Berhenti berperang. Pulang.
Sedang hatiku berangsur mengeras. Panas.
Beku. Sedang tatap dan laku jadi kaku.
Berhenti berperang. Pulang.
Mesra. Hujan selalu diiringi pelanginya.
Sebab setia sudah tak lagi ada. Dusta.
Makna. Cinta tak lagi membara.
Berujung pada muara laut. Kalut.
Sebab setia sudah tak lagi ada. Dusta.
Makna. Cinta tak lagi membara.
Berujung pada muara laut. Kalut.
Indah. Tentang hujan memang tak pernah
berubah.
Tapi bagai panas gelisah. Pisah.
Bersamamu. Bagai hujan dengan panas yang tak padu.
Katamu cinta masih tersisa. Percaya.
Tapi bagai panas gelisah. Pisah.
Bersamamu. Bagai hujan dengan panas yang tak padu.
Katamu cinta masih tersisa. Percaya.
Bekasi, 21 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar