Oleh: Anisa Rahayu, Arini
Hidayah, dan Luthfiatul Fuadah
Kemarin, melalui mimpi kita
bersua dalam hangat.
Desau angin berbisik lirih
mengenai rindu yang enggan padam.
Di sana aku bisa mengingkari
kenyataan.
Kita bisa terus bersua tanpa
kenal bosan.
Bukankah itu yang selama ini
kita semogakan?
Karena dalam jumpa tak sengaja
mata kita bercerita tentang harap kita pada cinta.
Pada arti kata bersama; aku
dan kamu.
Seiring pandang mata yang
menyematkan kita pada asa,
meski dekap belum leluasa,
nyatanya kita masih bebas
meminta dalam doa.
Dengarkanlah pada temaram
panjang…
Ada yang diam-diam berbahasa,
menyampaikan berpatah-patah kata.
Ada yang diam-diam mengucap
amin dalam hatinya, karena doa untuk cinta.
Ada yang diam-diam merunduk
karena menahan rindu dalam dada.
Ada yang diam-diam meradang
bila ada yang lain dalam pandang kasihnya.
Ada yang diam-diam merasa diri
paling tahu dan ingin tahu segalanya.
Ada yang diam-diam berdoa
untuk tetap bisa bertemu mata.
Dan ada yang diam-diam jatuh
cinta.
Bekasi-Sukabumi, 9 Februari
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar