Postingan Populer

Rabu, 11 Februari 2015

Bicara tentang Rasa

 Rasa ini memang tak terungkap, tapi mengalir dalam doa.
Ketika kau tak juga melihatku, pikiran berkata “menyerah”, tapi hati tak sependapat, ia mengatakan “berjuang”.
Aku sangat paham kau masih belum bisa berpaling darinya, aku masih sering mendengar dia bercerita tentangmu.
Ketika kau sibuk menggodanya, aku menyibukkan diri agar tak memperhatikanmu.
Padaku kau titipkan salam untuknya, pada malaikat aku titipkan salam untukmu.
Dia selalu dalam pandanganmu, kau selalu dalam pandanganku.
Aku memang munafik, mendukungmu dengannya, padahal remuk hati rasanya.
Semampuku sembunyikan segalanya, semampuku memperjuangkan segalanya, semampuku menantimu, meski akhirnya hatimu masih tertaut padanya.
Dia sibuk bercerita tentangmu, aku sibuk menata puing-puing hatiku.
Dia pernah bercerita membencimu, aku selalu mengagumimu meski hanya dalam kalbu.
Dia pernah menjadikanmu hanya selentingan tanda dalam kisah cintanya, aku selalu menjadikanmu yang utama.
Padaku dia ungkapkan keluh-kesahnya atasmu, pada Tuhan aku ungkapkan semua rasa sesakku.
Padaku dimintainya saran untuk menilaimu, pada Tuhan kuminta tetapkan hatimu untukku.
Dia mengharapkanmu? Akupun, jauh sebelum dia menyadari bahwa kau bermakna.

Bekasi, 31 Januari 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar